Pages

Sunday 10 April 2011

Seperti Szpilman dan Rush!

Banyak hal yang ingin ku ungkapkan
Ingin berbagi perasaan gelisah yang tak kunjung hilang ini
Namun ku tak dapat berkata,
bertatap muka dengan orang lain tuk mengungkapkan hal tersebut
Ya, begitu malunya diri ini tuk bercerita, katakan saja aku ini introvert
Tak terbiasa bersikap seperti kebanyakan temanku yang begitu eksplosif
Ketika mereka merasakan sesuatu, tak pikir panjang langsung bercerita
Bahkan terkadang cara mengungkapkannya terlalu berlebihan bagiku
Ya, mungkin hanya bagiku, itu terlihat berlebihan

Biarkan ku tak seperti mereka, biarkan ku tak seperti orang kebanyakan
Biarkan aku menjadi diriku
Mereka tak dapat mempengaruhiku
atau pun mengintimidasiku dengan perilakunya
karena akulah yang menjalaninya, tak perlulah mereka ikut serta
Ya, katakan saja aku ini egois, tak paham maksud orang lain
Tak mau diberi nasihat yang baik
bahwa mencurahkan perasaan yang mengganggu itu baik untuk kejiwaan
Ya, kejiwaan, aku ini memang telah sakit jiwanya

Tapi kali ini aku ingin membela diri
Jiwaku memang telah sakit namun hatiku sepenuhnya sehat
Ku merasakan cinta yang mungkin tak pernah dirasakan orang lain
Kau tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang tanpa alasan
Tak tahu sisi mana dari dirinya yang kau sukai
Tak tahu kelebihan apa yang ia miliki hingga dapat menarikmu
Kau bahkan tak dapat berkata satu katapun yang mendeksipsikan dirinya
Namun kau masih saja membenarkan perasaanmu
Bahwa kau menyukainya, dia yang bahkan pergi tak meninggalkan jejak sedikitpun
Ya, jika kau katakan ini tak masuk akal
dan tak mungkin jika hatimu sehat sedangkan jiwamu sakit,
pasti kau katakan aku ini tlah gila
Aku terima perkataanmu
Bukankan kita semua memang telah gila dengan urusan kita masing-masing
Dengan obsesi akan kebahagiaan yang kita cari di istana-istana penuh harta
Yang seharusnya kita cari di lubuk hati terdalam

Jika kau mengungkapkan perasaanmu dengan bercerita kepada orang lain
Aku pun mempunyai caraku sendiri yaitu menulis
Ku tuliskan semua perasaanku di atas keyboard  komputerku
hingga jari-jariku membiru tragis
Seperti Szpilman yang memainkan tuts piano kesayangannya dengan lincahnya
Walau pemusnahan atas keluarga dan kaumnya begitu menyakitkan hati dan jiwanya
Namun keahlian dan ketulusannya memainkan nada-nada musik
yang menyelamatkan jiwa raganya dari kejamnya pemikiran manusia
Atau seperti August Rush yang menumpahkan seluruh kerinduan akan sosok seorang ibu
dengan memetik senar gitar yang menjadi teman hidupnya,
yang mempertemukannya dengan ibu yang selama ini ia rindukan