Pages

Wednesday 29 June 2011

Terima Kasih Atas Kasih-Mu

Tuhan, aku ingin membuat pengakuan

disaat aku marah dan kesal terhadap orang-orang terdekatku di rumah
dengan sikap ketidakpedulian mereka akan suatu hal
aku sangat ingin mengumpat dan pergi
aku sangat ingin menghilang dari hadapan mereka
namun umpatan itu hanya ku simpan dalam hati
itu membuatku dongkol sendiri
dan aku akan lebih kesal karenanya
Sungguh itu merupakan tabiat yang sangat buruk

Namun disaat yang bersamaan,
ketika aku melihat dan memperhatikan mereka kembali
aku sadar bahwa mereka tidak pantas menerima amarahku
yang terlalu berlebihan
aku sadar bahwa mereka memang tidak sempurna
begitu juga diriku ini
aku sadar bahwa bagaimanapun sikap mereka
mereka tetaplah keluargaku
satu-satunya hal yang sampai kapanpun jadi bagian dari diriku
satu-satunya tempat ku kembali selain kepada-Mu, Tuhan
aku sadar bahwa dalam satu keluarga
tidak baik bila saling berteriak

mungkin hidupku dan mereka tidak selalu berjalan baik dan mulus
penuh dengan permasalahan
terkadang aku benar-benar merasa bodoh
karena tidak peka pada kesulitan orang tua ku
betapa mereka telah berusaha tuk menghidupi
diriku, kakak dan adik-adikku
berusaha memenuhi keinginan kami semua
walaupun itu sulit dan mengorbankan diri mereka sendiri
sedangkan diriku selalu mengeluh dan menyalahkan

aku sadar bahwa aku hanya melihat yang buruknya saja
sedangkan hal-hal baiknya ku lupakan

Tuhan, maafkan aku atas kelakuanku ini
tolong sampaikan maafku kepada mereka semua
aku terlalu malu mengatakannya
Tuhan, tolong maafkan mereka juga
Tuhan, tolong sampaikan do'a ku untuk mereka
Tuhan, tolong berikan rahmat dan ridha-Mu untuk mereka
Tuhan, tolong berikan mereka kesehatan jasmani dan rohani
Tuhan, tolong jaga mereka selalu untuk diriku
Tuhan, terima kasih atas kasih-Mu

Sunday 10 April 2011

Perjalanan Singkat Ke Bogor

Rabu, 23 Maret 2011, setelah kuliah Kawasan Amerika pukul 3 sore, teman saya yang bernama Lesly alias Gista alias Lele alias Sulay (silahkan ingin panggil yang mana hahaa) ingin pergi ke Bogor untuk mengambil barang yg ketinggalan di rumahnya di Bogor. Dan dengan spontan (uhuy) saya mengajukan diri untuk menemaninya ke Bogor, tanpa pikir panjang, ahhh entah apa yang ada dibenak saya saat itu, pokoknya tancap gas langsung ke stasiun Cawang.

Setibanya di stasiun ternyata kereta ekonomi AC ke Bogor adanya jam 6 sore sedangkan ekonomi biasa adanya jam 4.30 sore. Wow mau sampe jam berapa kalau menunggu yang ekonomi AC sedangkan kita tidak menginap tapi balik lagi ke Jakarta. Akhirnya kita putuskan untuk beli tiket ekonomi AC yang menuju Depok dan berpikir bahwa di sana kita bisa naik bus menuju Bogor. Namun setelah bertanya ke salah satu penjaga gerbong kereta yang wow seorang perempuan karena kita berada di gerbong khusus perempuan (ya iyalah), lebih baik kita turun di Depok Lama dan lanjut naik kereta ekonomi biasa menuju Bogor. Ya kita kan tidak mau durhaka terhadap sesama perempuan maka kita ikuti saja saran penjaga itu.

Dengan berat hati kita turun dari kereta AC yang nyaman itu dan berganti ke kereta ekonomi yang agak panas dan ramai berdesak-desakan. Hahaaa si Lele memberi wanti-wanti (haha apa itu wanti2) kalau ada yang berani macam-macam dengan kita akan kita cubit sekecil-kecilnya supaya sensasinya sebesar-besarnya (maksudnya sakit sekali). Hmm lumayan lah menambah pengetahuan membela diri terhadap orang-orang iseng yang kurang ajar dan kurang kerjaan itu.

Ternyata berdesak-desak dan panas-panasan ria di kereta membawa hikmah juga yaitu bertemu dengan 2 cowok Jepang yang salah satunya lumayan (tampangnya), kita dan mereka sempat kontak mata sesaat hihihii, mereka menuju gerbong depan. Kita memanggil mereka "hai hai" (kalau orang Jepang bilang 'iya'). Karena iseng maka kita memutuskan untuk mengikuti mereka menuju gerbong depan (sangat kurang kerjaan), sedikit aneh memang mengikuti orang tak dikenal tapi kita penasaran dengan mereka (sungguh iseng). Kita melewati 2 gerbong tapi belum melihat penampakan si "hai hai", aduh kemana sebenarnya mereka ya. Ketika kita berhenti di salah satu stasiun, saya melihat mereka berlari dari luar gerbong ke gerbong belakang tempat kita tadi berpapasan dan masuk lagi ke gerbong, like looking for someone. Si Lele berspekulasi bahwa sebenarnya "hai hai" mencari kita. Spekulasi yang labil, jangan dipercaya karena nanti musyrik haha. *tarik nafas. Hilang sudah pemandangan menarik di kereta penuh peluh. Goodbye "hai hai" :(

Akhirnya sampai juga di stasiun Bogor dan kita langsung ke Dramaga, daerah tempat tinggal Lele. Wow harus 2 kali naik angkot ya dan sangat banyak angkot di sana, agak menyebalkan karena angkot itu harus ngetem (mangkal) dulu sedangkan kita berpacu dengan waktu. Sebelum ke rumah Lele, kita ke jalanan masuk kampus dalam dahulu yang disepanjang jalan banyak sekali pedagang yang jualan berbagai macam makanan, dan barang2. Ohh ternyata ini salah satu alasan Lele rela-relain ke Bogor, sambil menyelam minum air, sambil ngambil barang sekalian cuci mulut dan beli DVD Korea Dream High. Kita beli banyak makanan, nafsu menggebu melihat makanan hahhaa. Yang maknyus sekali yaitu makanan sejenis risol gepeng dengan berbagai macam isi seperti daging asap, sosis, soghurt (bener gak ya sejenis risol, pokoknya enak sekali).

Lalu kita menuju rumah Lele dan ternyata masuknya cukup melelahkan dan menakutkan karena gelap dan banyak suara-suara jangkrik yang sebenarnya meramaikan gerak langkah kita. Akhirnya sampai juga, langsung ambil stapol dan nyari-nyari parfum yang ternyata sekecil botol minyak angin dan bisa dikantongin. Lalu, kita naik ojek menuju depan kompleks dan naik angkot menuju stasiun. Hu hu hu waktu telah menunjukkan pukul 7.30 malam sedangkan kereta ke Jakarta yang terakhir pukul 8 malam. Ayo, bang supir dipercepat laju mobilnya, kalau tidak kita akan terlantar di Bogor tidak bisa pulang. Tuhan masih menyayangi kita, kita tiba tepat pada waktunya. Keretanya lagi ngetem menunggu penumpang. Dan kita berhasil mendaratkan pantat kita di kursi penumpang. Alhamdulillah.

Kita selamat sampai di rumah masing-masing. Terima kasih Tuhan dan Goodbye kereta ekonomi, "hai hai", risol gepeng, angkot bejibun, dan Bogor. Semoga kita berjumpa kembali.

Kisah yang Tak Pernah Dimulai

Hai, apa kabar? Lama tak jumpa
Rupanya kau t'lah dewasa sekarang
Kau lebih bijaksana, lebih ikhlas dan sabar
Kau t'lah bahagia dengan hidupmu saat ini
Cintakah yang menjadikanmu begitu
Sudah kau temukan pengisi hatimu rupanya
yang kehadirannya selalu kau tunggu dari dahulu

Aku turut bahagia mengetahuinya
tapi....darahku berhenti mengalir
pikiranku hilang seketika, kosong
hatiku tergores belati, cukup perih ku rasa

Rupanya pertemuan ini tak seharusnya terjadi
Sepertinya ku berada di tempat dan waktu yang salah
Tak seharusnya perasaan ini tumbuh dan terus berkembang
Harusnya ku bunuh ketika baru tumbuh
Harusnya tak ku hiraukan kehadiranmu
Ya, semua ini kebodohanku sendiri
Dan pada akhirnya,
kisah ini berakhir, kisah yang sesungguhnya tak berani ku mulai

Selamat tinggal, semoga kau bahagia selalu!

Seribu Kali

kau tahu bahwa ku tak mudah percaya
 butuh seribu kali pernyataan tuk buat ku percaya

kau tahu bahwa tak kan ada orang lain selain dirimu
 yang dapat membuatku terdiam dan termenung
 butuh seribu kali bertemu agar perasaan ini dapat dikendalikan

kau tahu bahwa senyum ini hanya untukmu
 butuh seribu kali senyum darimu tuk buatku tersenyum selamanya

kau tahu bahwa hanya dirimu yang buatku lemah tak berdaya
 butuh seribu kali dorongan dan motivasi tuk membuatku kuat dan tegar
tapi amat disayangkan, seribu kali harapanku, tak ada satupun yang kau lakukan


*koleksi lama, sungguh melankolis, sangat bukan saya hahaa

Ini bukan tentang hidupmu tapi hidup kita!

Berhenti hanya memikirkan hidupmu
Lupakan sedikit keegoisan perilakumu
Lupakan kesedihan yang kau alami,
tolong jangan ratapi itu terus-menerus
hidupmu lebih berharga dari itu
Lupakan kegelisahanmu,
semua itu kan berakhir perlahan
Bagikan kegembiraanmu,
tolong jangan kau simpan sendiri
Berhenti bicara mimpi-mimpimu tentang dunia luar
dan perjalanan ke negeri seberang
kau agungkan negeri mereka
tentang keindahan pemandangannya
tentang kemegahan bangunannya
tentang sejarah monarkinya
tentang kekuatan militer dan ekonominya
dan tentang keunikan budayanya
Berhentilah bicara peristiwa di negara lain,
hilangkan sejenak pemikiran tentang mereka

Mulai sekarang
Bicaralah tentang hidup kita, hidup bangsa kita tepatnya
tentang hidup orang di sekitar kita
tentang penderitaan dan perjuangan mereka mengais setitik asa
tentang keteguhan hati mereka pada keyakinan akan Tuhan beserta agamanya
walau bisikan tuk mengkhianati Tuhan mereka begitu besar

Bicaralah tentang perubahan
Temukan jalan keluar mereduksi kesenjangan sosial
Penyebaran pembangunan kan membuat negeri ini lebih sejahtera
Lupakan sedikit tentang sektor spekulasi
alihkan wajah pada sektor informal,
mereka yang membuat jantung bangsa ini tetap berdenyut
Lupakan bantuan dari bangsa lain
yang sesungguhnya tambah memperkeruh,
kembangkan kemampuan usaha kecil dan menengah
Tegakkan badan hukum yang sudah lama dipenuhi tipu muslihat,
dipenuhi penjahat kerah putih yang berlagak santun
namun sesugguhnya membunuh secara perlahan
Kembalikan dewan perwakilan rakyat sesuai fungsi dasarnya,
ajarkan iman dan moral kepada anggota dewan terhormat,
jangan hanya bisa berhias dengan uang rakyat
Aktif mengkritik pemerintah, bukan berarti mencaci dan memaki
kritik tuk menyadarkan bahwa pemerintah telah salah langkah

Mari bicara tentang keindahan,
dari Sabang sampai Merauke
kita dapat merasakan surga dunia
keindahan dan keunikan terpancar di setiap sudut kota
Belitong, Mentawai, Karimun Jawa, dan Ujung Genteng di bagian Barat
Wakatobi, Bali, dan Senggigi di bagian Tengah
Raja Ampat di pesisir Timur,
semua itu bukan hanya indah karena pantainya
tapi juga karena budaya masyarakat di sana
masih banyak keindahan selain di pantai,
masih ada bukit, gunung, danau, 
bangunan peninggalan sejarah dan lainnya

Sungguh, bangsa ini membutuhkan perhatian
bukan sekadar perhatian biasa namun perhatian penuh kasih sayang
Rawatlah bangsa yang sedang sekarat ini, kawan!
Ini hidup kita!

Seperti Szpilman dan Rush!

Banyak hal yang ingin ku ungkapkan
Ingin berbagi perasaan gelisah yang tak kunjung hilang ini
Namun ku tak dapat berkata,
bertatap muka dengan orang lain tuk mengungkapkan hal tersebut
Ya, begitu malunya diri ini tuk bercerita, katakan saja aku ini introvert
Tak terbiasa bersikap seperti kebanyakan temanku yang begitu eksplosif
Ketika mereka merasakan sesuatu, tak pikir panjang langsung bercerita
Bahkan terkadang cara mengungkapkannya terlalu berlebihan bagiku
Ya, mungkin hanya bagiku, itu terlihat berlebihan

Biarkan ku tak seperti mereka, biarkan ku tak seperti orang kebanyakan
Biarkan aku menjadi diriku
Mereka tak dapat mempengaruhiku
atau pun mengintimidasiku dengan perilakunya
karena akulah yang menjalaninya, tak perlulah mereka ikut serta
Ya, katakan saja aku ini egois, tak paham maksud orang lain
Tak mau diberi nasihat yang baik
bahwa mencurahkan perasaan yang mengganggu itu baik untuk kejiwaan
Ya, kejiwaan, aku ini memang telah sakit jiwanya

Tapi kali ini aku ingin membela diri
Jiwaku memang telah sakit namun hatiku sepenuhnya sehat
Ku merasakan cinta yang mungkin tak pernah dirasakan orang lain
Kau tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang tanpa alasan
Tak tahu sisi mana dari dirinya yang kau sukai
Tak tahu kelebihan apa yang ia miliki hingga dapat menarikmu
Kau bahkan tak dapat berkata satu katapun yang mendeksipsikan dirinya
Namun kau masih saja membenarkan perasaanmu
Bahwa kau menyukainya, dia yang bahkan pergi tak meninggalkan jejak sedikitpun
Ya, jika kau katakan ini tak masuk akal
dan tak mungkin jika hatimu sehat sedangkan jiwamu sakit,
pasti kau katakan aku ini tlah gila
Aku terima perkataanmu
Bukankan kita semua memang telah gila dengan urusan kita masing-masing
Dengan obsesi akan kebahagiaan yang kita cari di istana-istana penuh harta
Yang seharusnya kita cari di lubuk hati terdalam

Jika kau mengungkapkan perasaanmu dengan bercerita kepada orang lain
Aku pun mempunyai caraku sendiri yaitu menulis
Ku tuliskan semua perasaanku di atas keyboard  komputerku
hingga jari-jariku membiru tragis
Seperti Szpilman yang memainkan tuts piano kesayangannya dengan lincahnya
Walau pemusnahan atas keluarga dan kaumnya begitu menyakitkan hati dan jiwanya
Namun keahlian dan ketulusannya memainkan nada-nada musik
yang menyelamatkan jiwa raganya dari kejamnya pemikiran manusia
Atau seperti August Rush yang menumpahkan seluruh kerinduan akan sosok seorang ibu
dengan memetik senar gitar yang menjadi teman hidupnya,
yang mempertemukannya dengan ibu yang selama ini ia rindukan

Kau Terjebak!

warna kulitmu putih, aku coklat
rambutmu lurus, aku bergelombang
postur tubuhmu tinggi, aku rendah
matamu indah, aku sayu
kekayaanmu melimpah, aku tak banyak
darahmu biru, aku rakyat jelata
tapi apakah dengan begitu kau berhak mengacuhkanku?
apakah kau berhak membelakangiku?
apakah kau berhak menghinaku?
tak satupun yang berhak kau lakukan
kau hanya manusia yang terjebak dalam kedangkalan pemikiran

Rasakan!

Hidupmu hancur,
Rasakan!
Hidupmu sia-sia,
Rasakan!
Hidupmu hanya sakit yang kau rasa,
Rasakan!
Kau kehilangan segala yang berarti dalam hidupmu,
Rasakan!
Kau terjerembap dalam kubangan masalah,
Rasakan!

Sekarang kau tiba-tiba muncul
dan datang padaku
tapi ku tak acuh pada semua curahan penderitaanmu
oleh karena itu, kau katakan aku tak punya perasaan
karena hanya berkata 'Rasakan!', tanpa ada empati
Lalu, ku bertanya padamu tentang hal yang lampau
ketika kau tak hiraukan pendapatku dan campakkan aku
dan kau berkata, 'Ini hidupku, jangan kau ikut campur!'
Masih ingatkah kau? Apa yang kau rasa saat berkata itu?
Tak merasa tak berperasaankah kau?

Baiklah, tak perlu diingat lagi masa itu
Sekarang, pergilah yang jauh dari hidupku
dan maaf atas sifatku yang buruk ini

Apa peduliku?

saat ini aku ingin menumpahkan sedikit kesal
tidak... tidak sedikit tapi banyak kesal
boleh kan jika aku merasa kesal dan kecewa

entah ini terlalu berlebihan atau tidak
aku tidak peduli

aku kesal dengan sistem pendidikan ini
hanya mengagung-agungkan nilai semata
jika nilai bagus maka persepsi terhadap seseorang
akan sedikit berubah
dipengaruhi nilai yang tampak
ia lebih dihormati dan dihargai dari lainnya

entah aku ini munafik atau sok idealis
aku tidak peduli

jika dalam proses pencarian ilmu pengetahuan ini
mengagungkan proses pembelajaran,
melihat seseorang dari berbagai sisi
dari perilakunya dalam memanfaatkan ilmu tersebut
atau sikapnya dalam memecahkan masalah yang muncul
yang mencerminkan seseorang itu lebih berpendidikan
dan berharga dari pada penghargaan akan sebuah nilai

aku ikhlas
bila dosenku memberikanku nilai C+ bahkan C-
aku terima semua itu

entah ini sebuah pembelaan diri
atau pengakuan akan ketidakmampuanku menerima ilmu yang diberikan
aku sedikit peduli akan hal tersebut

Peringatan Untukmu!

di bawah pohon berduri ini
ku bersumpah tak kan percaya lagi
segala perkataanmu

setiap detik kau berkata
utarakan janjimu pada kami
segala janji penuh harapan
janji seorang lelaki
tak kan pernah diingkari

setiap detik kami menunggu
realisasi janjimu
kami setia menunggu
kami hilangkan pikiran negatif tentangmu
kami usahakan tak pergi dan berpaling
kami bela kau dihadapan para kritikus
kami katakan bahwa kau sedang berusaha
agar segala janjimu termanifestasi
hingga menghasilkan kebaikan bagi kami

kami masih setia menunggu
satu tahun
dua tahun
tiga tahun
empat tahun
lima tahun
enam tahun
dan sekarang memasuki tahun ke tujuh

kami pertanyakan janjimu
dapatkah kau katakan alasan
kebohongan yang kau lakukan terhadap kami
dapatkah kau utarakan kronologis usahamu
sudah seberapa jauh kau bekerja
dari awal hingga saat ini
dapatkah kau meredam amarah kami
yang telah terpendam selama bertahun-tahun
penantian hasil dari janjimu itu

jika kau tak bisa menjawabnya
maka mungkin kami-lah yang bodoh
mempercayai janjimu dengan mudahnya
padahal kami tau lidah tak bertulang
janji itu pasti hanya menjadi janji
membelamu sekuat tenaga
padahal kau jelas tak peduli
kritikan yang ditujukan padamu
kau hanya peduli bahwa
kau nyaman menduduki jabatan itu
persetan dengan kesusahan orang lain

kami telah menyia-nyiakan waktu
pikiran kami hanya terpatri
tuk memikirkan janjimu

jika kau terus mengacuhkan
janji dan keinginan kami
maka sudahilah semua ini
akuilah perbuatan dan kelalaianmu itu
atau kami akan membuatmu menyesal
ini bukan ancaman tapi peringatan untukmu

Hanya Pikiranku Saja

jika ku katakan padamu bahwa hidupmu itu sangat jauh dari kesulitan
tak ada hal yang membuatmu merasa kesulitan
kau tak perlu bersusah payah tuk dapatkan keinginanmu
dengan uang dan pengaruh yang kau miliki maka segalanya akan jadi milikmu
dengan sekali berkata maka semua tunduk atas perintahmu
semua begitu mudahnya
semua hal dalam kendali dan genggamanmu
tersinggungkah kau dengan perkataanku?

Kadang ku berpikir bahwa kau terlalu luar biasa dan sangat berkuasa
namun ku juga berpikir bahwa sulit mengimbangimu
dengan segala yang kau punya dan pengaruhmu
aku merasa tidak terlalu nyaman dan senang dengan keadaan itu
aku merasa tuk tidak terlalu dekat denganmu
walau kau begitu baik
aku merasa hidupku terlalu dibuai dan dimanja kenikmatan semata
dengan segala kemudahan dan kesenangan yang kau hadirkan
aku merasa sebagai salah satu penganut hedonisme
hanya bersenang-senang saja yang ku tahu
aku merasa bahwa sepertinya hidup tidak akan semudah ini
hidup itu sulit dan penuh liku
harus berjuang tuk dapatkan keinginan

ahhh entahlah,
semua membingungkanku dan tentu dirimu
mungkin aku terjebak dalam kedangkalan pemikiranku atau
aku berpikir terlalu jauh
maafkan aku jika menyinggungmu dengan perkataanku

Daun Itu Biru

kau hempaskan kata-kata nista
kau binasakan jiwa tak bersalah
aku hanya diam

kau hancurkan hati putih itu
kau injak wajah rupawan itu
aku tetap diam

kau hantam kepalanya 
kau renggut damai hidupnya
aku diam

lalu kau katakan 
dunia ini milikmu
aku pasrah

namun saat kau katakan
daun itu biru
aku bergerak menghajarmu
kau tlah menyalahi kodrat
bagiku itu sangat fatal


*huahaha lagi abnormal