Sunday, 10 April 2011
Friday, 29 October 2010
Pencarianmu
apa lagi yang kau cari?
banyak hal telah kau miliki
apa lagi yang kau risaukan?
hampir semua kerabat, sahabat, bahkan gurumu menyayangimu
apa lagi yang kau keluhkan?
kebanyakan hal berjalan tanpa hambatan
apa lagi yang kau tangisi?
hidupmu mendekati sempurna dengan cinta disampingmu
keluhmu itu bagai hujan di siang yang terik
tangismu itu bagai jejak langkah yang tak berujung
kegelisahanmu bagai penantian yang tak pasti
mengapa tak kau syukuri semua yang telah terjadi?
baik atau buruk hal tersebut
karena tidak selamanya kau diberi yang terbaik
tidak selamanya kau dapat tidur dengan nyenyak
tidak semua orang kan menyukaimu
ku yakin disesuatu yang buruk itu tersimpan setitik kebaikan
yang kan membuatmu merasa lebih berarti
dengan terpaan masalah dan kehidupanmu yang begitu berdinamika
mungkin ku tak perlu banyak bicara
ku rasa kau lebih mengenal hidup daripada diriku
dan kau tentu mengenal dirimu sendiri lebih dari diriku
Kejujuranmu
kau ajarkan aku kejujuran
mengatakan kebenaran
tak menutupi kenyataan
kau berkata bahwa katakan kejujuran walau itu pahit
katakan walau itu menyakitkan
kau berkata bahwa kejujuran itu mahal harganya
lebih berharga dari sebongkah permata di tanah Afrika
kau berkata bahwa kejujuran itu erat dengan harga diri
lelaki pantang berkata dusta
harga dirilah yang utama
namun, kau hanya berkata
dirimu saja tak berani berkata jujur
yang sesungguhnya kau rasa
rasa yang membuatmu gembira dan sedih
diwaktu bersamaan
bagaimana ku dapat percaya katamu?
bagaimana ku dapat terapkan kejujuran dalam hidupku?
bila kau hanya berkata tanpa bertindak
sungguh ku ingin kebenaran tanpa adanya kepalsuan
mengatakan kebenaran
tak menutupi kenyataan
kau berkata bahwa katakan kejujuran walau itu pahit
katakan walau itu menyakitkan
kau berkata bahwa kejujuran itu mahal harganya
lebih berharga dari sebongkah permata di tanah Afrika
kau berkata bahwa kejujuran itu erat dengan harga diri
lelaki pantang berkata dusta
harga dirilah yang utama
namun, kau hanya berkata
dirimu saja tak berani berkata jujur
yang sesungguhnya kau rasa
rasa yang membuatmu gembira dan sedih
diwaktu bersamaan
bagaimana ku dapat percaya katamu?
bagaimana ku dapat terapkan kejujuran dalam hidupku?
bila kau hanya berkata tanpa bertindak
sungguh ku ingin kebenaran tanpa adanya kepalsuan
Kendaraanku Tercinta Sekaligus Terlaknat
kau yang memudahkan hidupku
mengantarku sampai tujuan
kemana pun ku pergi
namun kau begitu menyedihkan
kau dikendarai oleh seorang manusia yang tak punyai rasa takut akan maut
kau dipacu begitu cepat hingga menimbulkan rasa was-was
ia tak sadar nyawa manusia lebih berharga dari uang 2000 rupiah
kau dikendarai oleh manusia yang kadang tak berperasaan
menurunkan penumpang sesuka hatinya
kadang tak menghargai penumpang sebagai pengguna jasanya
kau bahkan tak dirawatnya
dibiarkan memerah dan berkarat hingga tinggal kerangkamu saja
kau dikendarai oleh manusia yang suka mengumpat dan mencaci
bahkan menggebrak
setiap hari kau selalu diiringi oleh alunan nada
dari para pemain musik jalanan
itu juga yang sedikit penghapus kebosananku dalam perjalanan
walaupun kadang sedikit sumbang
namun tak jadi masalah
setiap hari kau selalu didatangi
para pencari nafkah yang menjajakan makanan, minuman serta yang lainnya
walau sedikit mengganggu, tak apalah
walau kau begitu berjasa padaku
namun ku kan tetap mengkritikmu terutama pengemudimu
dia-lah yang membuatmu laknat dimataku
namun kau tetaplah pilhanku
karena tak ada yang lain
semoga kau cepat berubah menjadi lebih baik
Saturday, 9 October 2010
Bicara yang Kau Rasa
Kau selalu bicara tentang hujan
karena kau tak suka hujan dan benci bila tubuhmu terkena air hujan
tapi bagiku hujan dapat menyamarkan kesedihan, air mata itu tak kan tampak jelas
setidaknya itu cara terbaik untuk berkata, "aku baik-baik saja!" kepada orang disekitarmu
Kau terus saja bicara tentang air mata
rupanya kau takut air matamu jatuh dan mengering
kau takut tak dapat lagi meratapi kehidupanmu yang kau katakan, "sungguh tak adil bagiku!"
namun kau lupa air mata bukan jatuh hanya karena kesedihan tapi kebahagiaan
hingga kau lupa bagaimana cara 'tuk bahagia
Kau tak jua lelah bicara tentang filosofi musik dan grup kesukaanmu
sepertinya itulah nyawamu
kamu berkata bahwa, "Music is heaven".
setiap dentuman instrumen dan alunan liriknya dimainkan,
kau pejamkan matamu dan selami maknanya
lalu kau buka matamu dan kau berubah menjadi seorang idealis
kau teriakan kemerdekaan, kebebasan, keadilan, kesejahteraan, ketegasan dan seluruh pemikiranmu itu
namun kau hanya berteriak, kau hanya menggugat, kau hanya menuntut, dan kau hanya mencaci
teriakanmu itu tak sampai pada penguasa tapi terbawa angin entah kemana
sesungguhnya kau melupakan sesuatu, kau lupa 'tuk bertindak dengan hal nyata, bukan hanya dengan kata-kata
Dan kau tak pernah berhenti bicara tentang cinta
kau katakan bahwa "aku ingin selalu disirami oleh cinta dan kasih sayang."
kau meminta 'tuk diperhatikan, 'tuk dimengerti, 'tuk dimanja, dan 'tuk diberi dukungan
sayang sekali, kau hanya sibuk mencari cinta dan kasih sayang itu
hingga kau lupa 'tuk memberi hal serupa yang kau minta
menyirami orang-orang disekitarmu dengan cinta dan kasih sayang
Namun, apapun yang ingin kau bicarakan,
utarakan saja semua itu
sebelum semuanya menjadi penyakit yang menggerogoti hatimu
Ku 'kan bersedia mendengarnya
hingga kata terakhir dari mulutmu...
Tuesday, 20 July 2010
Lakukan!
Mereka bilang jangan kamu lakukan itu.
Namun, aku bergeming, tak mengindahkan sedikit pun nasihat mereka.
Ku terus maju dan tak menoleh sedikit pun ke arah mereka untuk mendapatkan dukungan mereka walau hanya sedikit.
Aku berjalan dengan penuh percaya diri, badan dan kepala yang tegak, melewati sekelompok manusia yang terus melihatku dengan tatapan merendahkan dan meremehkan.
Akan tetapi, ku tak peduli atau berhenti lalu berbalik ke arah mereka yang berada di belakangku yang juga meremehkanku.
Ohhhh sungguh berat kakiku untuk melangkah, semakin banyak beban dipundakku dan membuatku ingin terjatuh.
Namun, ku ingin buktikan bahwa aku bisa melakukan yang orang lain dapat lakukan bahkan sesuatu yang banyak orang katakan itu tidak mungkin, tidak akan pernah terjadi seumur hidupmu.
Melakukan sesuatu yang benar dan berguna.
Membuat orang-orang yang menjaga dan menyayangiku tertawa bahagia dan aku melihat senyuman terindah yang ku lihat sepanjang hidup ini.
Membuat mereka tersadar bahwa mereka bukanlah satu-satunya orang yang hebat, mereka berhak untuk diam dan tidak pongah, mereka harus menyadari bahwa ilmu itu bukan hanya disimpan untuk diri sendiri namun untuk disebarkan kepada sesama agar ilmu itu tidak mubazir dan agar ilmu itu berguna bagi kelangsungan hidup orang banyak.
Ku tahu bahwa itu semua di luar kemampuanku, untuk mendapatkannya diriku membutuhkan kerja keras melebihi batas kemampuanku terlebih dengan kecerdasanku yang dapat dikatakan rata-rata.
Ku terus berusaha dan berusaha yang dibarengi dengan doa tentunya.
Sampai pada akhirnya, aku kalah, diriku benar-benar kalah, dikalahkan oleh kenyataan dan takdir yang tidak memberikanku kesempatan untuk menang.
Mungkin mereka yang tidak mendukungku dan meremehkanku benar bahwa aku tidak akan bisa melakukan seperti yang orang lain lakukan.
Ahhh simpanlah itu untuk jadi sebuah pelajaran, mereka tak selamanya benar namun tak selamanya juga mereka salah.
Semua itu tergantung dari diri sendiri serta izin dari-Nya.
Namun, ku tak menyesal sedikit pun, tak kan pernah menyesal telah memilih keputusan itu, dan ku berusaha untuk menerima dan melupakan kekalahan itu serta memetik hikmah darinya.
Aku tahu tak selamanya semua yang aku inginkan diberikan-Nya, ada saat-saat aku tak bisa mendapatkan keinginanku, mungkin itu yang terbaik yang Ia berikan kepadaku.
Ia telah banyak memberi kepadaku, memberi yang kita inginkan dan yang tidak inginkan.
Namun, ku belum member sebanyak yang Ia berikan kepadaku dan tidak akan mungkin aku member sebanyak yang Ia berikan kepadaku karena ku hanya manusia biasa yang mempunyai batasan.
Akan tetapi, itu bukanlah alasan untuk terus berusaha memberi-Nya yang terbaik dan berusaha member yang terbaik bagi keluargaku.
Namun, aku bergeming, tak mengindahkan sedikit pun nasihat mereka.
Ku terus maju dan tak menoleh sedikit pun ke arah mereka untuk mendapatkan dukungan mereka walau hanya sedikit.
Aku berjalan dengan penuh percaya diri, badan dan kepala yang tegak, melewati sekelompok manusia yang terus melihatku dengan tatapan merendahkan dan meremehkan.
Akan tetapi, ku tak peduli atau berhenti lalu berbalik ke arah mereka yang berada di belakangku yang juga meremehkanku.
Ohhhh sungguh berat kakiku untuk melangkah, semakin banyak beban dipundakku dan membuatku ingin terjatuh.
Namun, ku ingin buktikan bahwa aku bisa melakukan yang orang lain dapat lakukan bahkan sesuatu yang banyak orang katakan itu tidak mungkin, tidak akan pernah terjadi seumur hidupmu.
Melakukan sesuatu yang benar dan berguna.
Membuat orang-orang yang menjaga dan menyayangiku tertawa bahagia dan aku melihat senyuman terindah yang ku lihat sepanjang hidup ini.
Membuat mereka tersadar bahwa mereka bukanlah satu-satunya orang yang hebat, mereka berhak untuk diam dan tidak pongah, mereka harus menyadari bahwa ilmu itu bukan hanya disimpan untuk diri sendiri namun untuk disebarkan kepada sesama agar ilmu itu tidak mubazir dan agar ilmu itu berguna bagi kelangsungan hidup orang banyak.
Ku tahu bahwa itu semua di luar kemampuanku, untuk mendapatkannya diriku membutuhkan kerja keras melebihi batas kemampuanku terlebih dengan kecerdasanku yang dapat dikatakan rata-rata.
Ku terus berusaha dan berusaha yang dibarengi dengan doa tentunya.
Sampai pada akhirnya, aku kalah, diriku benar-benar kalah, dikalahkan oleh kenyataan dan takdir yang tidak memberikanku kesempatan untuk menang.
Mungkin mereka yang tidak mendukungku dan meremehkanku benar bahwa aku tidak akan bisa melakukan seperti yang orang lain lakukan.
Ahhh simpanlah itu untuk jadi sebuah pelajaran, mereka tak selamanya benar namun tak selamanya juga mereka salah.
Semua itu tergantung dari diri sendiri serta izin dari-Nya.
Namun, ku tak menyesal sedikit pun, tak kan pernah menyesal telah memilih keputusan itu, dan ku berusaha untuk menerima dan melupakan kekalahan itu serta memetik hikmah darinya.
Aku tahu tak selamanya semua yang aku inginkan diberikan-Nya, ada saat-saat aku tak bisa mendapatkan keinginanku, mungkin itu yang terbaik yang Ia berikan kepadaku.
Ia telah banyak memberi kepadaku, memberi yang kita inginkan dan yang tidak inginkan.
Namun, ku belum member sebanyak yang Ia berikan kepadaku dan tidak akan mungkin aku member sebanyak yang Ia berikan kepadaku karena ku hanya manusia biasa yang mempunyai batasan.
Akan tetapi, itu bukanlah alasan untuk terus berusaha memberi-Nya yang terbaik dan berusaha member yang terbaik bagi keluargaku.
Thursday, 15 July 2010
Masa Itu
Masa itu,
Masa paling bahagia dalam hidup ‘ku
Semua terasa mudah
‘Ku punya segalanya
Kerabat, persahabatan, kebersamaan
Dan kebahagiaan
‘Ku punya sahabat yang tak tergantikan
Kerabat yang sungguh kompak
Kebersamaan dan kebahagiaan itu
Membuat ‘ku tak butuh yang lain
Dulu, ‘ku tak mempunyai beban
Bermain adalah kegemaranku
Bercanda adalah rutinitasku
Riang tawa selalu menyelimutiku
Tak ada mendung, awan hitam
Bahkan badai sekalipun
Tapi saat ini,
semua telah berubah
hanya satu yang tak berubah,
kerabatku
Sahabatku, entah kemana
Mereka menghilang
Bersama berjalannya waktu
Mereka tlah bahagia
Bersama sahabat baru
Dan lingkungan baru
Kebersamaan dan kebahagian itu
Juga tlah menghilang
Kini, semua terasa sulit
Semakin cepat waktu berjalan
Semakin berat beban ku
Terasa menghimpit tubuh ku
‘Ku hanya berpegangan pada kerabatku
Dan berusaha tetap tegak berdiri
Dengan kaki ku sendiri
Hanya itu yang ku punya saat ini
Kubutuh dorongan
Untuk tetap melangkah maju
Tak hanya duduk dan berdiam diri
Meratapi hidup ku yang
Tak ku bayangkan
Ku kan kehilangan segalanya
Tapi massa lalu tetap massa lalu
Hanya sebuah kenangan indah
Saat inilah ku hidup
Dengan atau tanpa mereka
Ku tetap diriku
Tak akan pernah berubah
Masa paling bahagia dalam hidup ‘ku
Semua terasa mudah
‘Ku punya segalanya
Kerabat, persahabatan, kebersamaan
Dan kebahagiaan
‘Ku punya sahabat yang tak tergantikan
Kerabat yang sungguh kompak
Kebersamaan dan kebahagiaan itu
Membuat ‘ku tak butuh yang lain
Dulu, ‘ku tak mempunyai beban
Bermain adalah kegemaranku
Bercanda adalah rutinitasku
Riang tawa selalu menyelimutiku
Tak ada mendung, awan hitam
Bahkan badai sekalipun
Tapi saat ini,
semua telah berubah
hanya satu yang tak berubah,
kerabatku
Sahabatku, entah kemana
Mereka menghilang
Bersama berjalannya waktu
Mereka tlah bahagia
Bersama sahabat baru
Dan lingkungan baru
Kebersamaan dan kebahagian itu
Juga tlah menghilang
Kini, semua terasa sulit
Semakin cepat waktu berjalan
Semakin berat beban ku
Terasa menghimpit tubuh ku
‘Ku hanya berpegangan pada kerabatku
Dan berusaha tetap tegak berdiri
Dengan kaki ku sendiri
Hanya itu yang ku punya saat ini
Kubutuh dorongan
Untuk tetap melangkah maju
Tak hanya duduk dan berdiam diri
Meratapi hidup ku yang
Tak ku bayangkan
Ku kan kehilangan segalanya
Tapi massa lalu tetap massa lalu
Hanya sebuah kenangan indah
Saat inilah ku hidup
Dengan atau tanpa mereka
Ku tetap diriku
Tak akan pernah berubah
Subscribe to:
Posts (Atom)