Pages

Thursday 8 July 2010

Nostalgia

Hari ini tanggal 28 juni 2010.....Pertama kalinya saya ke Blok M pagi hari pukul 06.30 setelah sekitar satu tahun saya lulus dari sebuah sekolah menengah atas di daerah blok m. Setiap pukul 06.00, saya sudah berangkat ke sekolah  dengan menggunakan angkutan umum dan metro mini 610 tercinta yang terkadang membuat saya membencinya tetapi disisi lain itu satu-satunya kendaraan yang selama tiga tahun saya gunakan. 

Di pagi hari, saya menyusuri jalanan dari pondok labu, fatmawati, panglima polim, barito, dan akhirnya saya sampai di lampu merah Blok M Plaza, tempat saya turun dari metro mini tercinta. Lalu jalan sebentar menuju jalan mahakam, tempat yang ramai oleh pejalan kaki, pedagang kaki lima dan warung makan, joki-joki, bajaj, dan sebagainya. Itulah Jakarta yang saya kenal, tak teratur tapi banyak sekali orang yang ingin ke Jakarta dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih baik. Paradoks memang menarik untuk diulas :). 

Jam memang sudah menunjukkan pukul 06.30 lebih beberapa menit, seharusnya gerbang sekolah telah ditutup dan siswa/i yang terlambat tidak dapat masuk ke dalam sekolah. Namun, peraturan hanyalah peraturan, terkadang sangat tak berarti, maklum budaya Indonesia. Sekolah tempat saya menuntut ilmu merupakan sekolah yang cukup terkenal di Jakarta Selatan. Terletak di tempat yang strategis, Jakarta Selatan, cukup mudah diakses dari berbagai sudut kota Jakarta dan cukup banyak cerita menarik lainnya tentang sekolah ini. 

Banyak orang yang mengatakan bahwa SMA ini merupakan sekolah elit, banyak artis yang bersekolah di sana, biayanya cukup mahal, dan cukup 'berprestasi'. Mengapa saya memberi tanda pada kata berprestasi? Karena prestasi itu tidak selalu erat kaitannya dengan sesuatu yang baik (sepertinya ini hanya karangan saya belaka hahaha). Sekolah kami memang berprestasi, baik akademik maupun non-akademik, terutama zaman dahulu, zamannya handphone dan laptop (high technology) bukanlah barang yang sangat digandrungi oleh para remaja saat itu. 

Namun, sepertinya ada yang tidak akan pernah berubah dari sekolah ini. Hal yang sampai saat ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak ada artinya dan sangat merugikan banyak orang bahkan orang yang tidak mempunyai urusan dengan hal tersebut. Sejarah perkelahian (sebut saja tawuran) antara sekolah kami dengan sekolah lain yang letaknya hanya dibatasi oleh tembok itu tidak akan pernah berubah. Dua sekolah yang sampai saat ini masih 'mempererat hubungan silaturahmi' dengan saling mengacungkan jari tengah serta memegang benda-benda yang dapat dijadikan senjata dan mengepalkannya ke udara sebagai tanda bahwa kami sudah siap untuk bertempur. 

Seperti tradisi yang tidak akan pernah terhapuskan, tawuran antara kedua sekolah tersebut tidak akan pernah usai. Seperti ada dendam yang membara antara kedua sekolah dan tidak ada satupun sekolah yang ingin dianggap remeh dan lebih rendah dari sekolah lainnya. Harga diri merupakan hal yang utama bagi sekolah kami (red: siswa/i) dan akan kami perjuangkan sampai mereka tak lagi meremehkan sekolah kami. Walaupun banyak orang yang menganggap konyol hal tersebut tapi bagi kami itu cukup berarti. 

Maju Terus Sekolah Ku Tercinta, baik dalam prestasi akademik maupun non-akademik, ku kan selalu mendukungmu. 

Sekolah Artis, itu sebutan banyak orang untuk sekolah saya. Entah mengapa itu membuat saya tidak senang mendengarnya, apakah artis merupakan manusia yang sangat istimewa dimata banyak orang? atau menjadi seorang artis adalah suatu prestasi yang membanggakan? entahlah, kata-kata tersebut adalah sebuah rasa iri, sinis, atau ketidaksukaan terhadap profesi artis. Saya mohon maaf jika menyinggung perasaan para artis. 

Stereotip itu membuat saya merasa bahwa sekolah saya bukanlah apa-apa tanpa artis-artis tersebut. Sesungguhnya banyak yang dapat dibanggakan dari sekolah saya selain banyak artis yang bersekolah di sana. Saya sangat senang ketika mengetahui banyak teman-teman seangkatan saya banyak yang diterima di universitas negeri. Bukan di universitas negeri yang biasa-biasa saja tetapi universitas negeri ternama di Indonesia. Bahkan ada seorang teman saya yang diterima di salah satu universitas ternama di Amerika Serikat dengan beasiswa penuh. Itu membuat saya semakin bangga dengan sekolah dan teman-teman saya tentunya. Semoga lulusan-lulusan SMA saya menjadi lulusan yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga serta orang-orang disekitar yang membutuhkannya. 

Hanya satu hal yang saya pikirkan saat ini, seburuk apapun seseorang atau sesuatu pasti mereka mempunyai sisi baik yang bahkan dapat membuat kalian merasa bersyukur memilikinya.

Mungkin segitu saja cerita-ceritanya tentang masa-masa SMA dulu walau itu baru satu tahun yang lalu. Sebenarnya banyak yang ingin diceritakan tapi sepertinya akan disimpan untuk lain waktu hehehheee :)


Hidup bukan untuk ditangisi Bung tapi untuk dinikmati dan diperjuangkan.
Saya akan mencoba untuk menggapai satu demi satu impian yang sudah saya rajut dalam hati dan pikiran ini. Teruslah terjaga, pasang telinga dan hati kalian, mungkin orang disekitar sedang membutuhkan pertolongan kalian, cobalah untuk mulai peka terhadap lingkungan sekitar.

Terima Kasih dan Salam Hangat untuk kalian.




0 comments:

Post a Comment